Persiapan Tes CPNS Lihat di sini

Latihan CAT CPNS 2014

Menu

Zalora

Kamis, 01 Mei 2014

VSI Bukan Money Game

VSI Bukan Money Game


Gabung sekarang sebelumterlambat. Ga usah maki2, mencibir, do your best aja. Fee buat saya itu, yang saya bikin berjenjang.

Saya mah ga terlalu rela bisnis payment dikuasai segelintir orang aja atausegelintir perusahaan.



Dari arah grogol, ke arah semanggi, ada bilboard gede banget, iklan dari 1perusahaan ritel. Yang outletnya di atas 7rb-an.

Mereka bukan lagi ngiklanin produk2 outletnya. Sama sekali engga. Ygdiiklanin adalah mereka siap nerima pembayaran apapun dari kita.

Dulu 2 brand yang outletnya mencapai 14rb-an, "malu2" menyatakannerima pembayaran apapun. Hanya ditempel kertas saja di depan pintu mereka.

Sekarang malah saya sempat liat mereka pasang iklan rutin, saban hari dikoran besar, koran nasional, iklan yang dah ga malu2 lagi.

Apa yang diiklanin? Ya itu, mereka siap jadi tempat pembayaran listrik,pulsa, air, tiket kereta, bus, pesawat, dll.

Dapat apa mereka? Koq mau ngurus pembayaran2 kawan2? Dapat fee.

Nah, saya juga urus ini. Outlet saya, adalah sodara/i semua. Ga usah marah.Harusnya seneng. Ada orang yang paham bisnis ini, malah membagi kesempatan.

Dulu orang beli pulsa ke outlet pulsa, yang untung hanya perusahaan pulsadan outlet. Sekarang, yang beli pun untung. Ada cashback.

Lebih baik pelajari dulu, baru ambil kesimpulan. Jangan nyamain denganmoneygame, apalagi MLM tipu2. Jangan kelewatan ah jadi orang. Ga baik.

Di VSI, kalo pun ga nyari member, pake aja sendiri. Wong jualan loket tokenPLN, pulsa, dan pembayaran2. +jualan habbats +propolis.

Angkanya pun wajar. 275rb saja. Beberapa bulan ke depan, naik. Kira2 300rbuntuk gabung 1 titiknya.

Nyari member, gabung di vsi, ibarat buka loket2 di banyak tempat. Hanyatidak berbentuk fisik. Bentuknya software. Cukup pake gadget aja.

Mahasiswa mau jual pulsa di kampus, dulu ya harus sewa kios, pasang meja,dll. Sekarang ga perlu. Pake gadget di tangan saja.

Dia dah buka di kampus dia, mau buka di kampus lain, sewa lagi, pasang mejalagi. Dengan vsi, ga usah. Ajak gabung aja kawan di kampus lain.

Liat iklan bank2. Banyak yang tidak lagi mengiklankan nyari nasabah/tambahsaldo. Tapi tingkatkan transaksi Anda.

Selain industri ritel, dunia perbankan pun mendorong sodara/i semuamelakukan transaksi di bank mereka. Lah, emang ga nyium peluang?

Kalo saya, nyium banget. Koq mereka mau ya jadi loket pembayaran? Koq merekangejar transaksi2 pembayaran listrik, pulsa, dll?

Itu tanda pasti ada bisnis super besar di balik bisnis transaksi2pembayaran. Masa rela mereka doangan? Aapalagi per tahun, 350T.

Masa ga mau ikutan VSI? Fee mereka ya buat mereka sendiri, denganjaringannya. Kalo saya, saya bagi buat yang mau jadi jaringan saya.

Saya mikirnya Merah Putih aja. Bagi saya, MLM ga harus selalu negatif. Yangnegatif, yang tipu2. Yang ga jelas.

Saya kebanyakan gerakannya ya? Kebanyakan aktifitasnya? Kayaknya ga. Bisajadi kawan2 yang kebanyakan diemnya. Ga mikir2, ga gerak2. *kali loh ya.

Saya mikir terus, gerak terus. Sebentar lagi masuk di industri travel danasuransi. Pelan2 semua dibesarkan. Besarnya? bareng dengan sodara/i semua.

Saya ga pengen besar sendiri. Pengennya ngajak yang lain. Jadi kata siapaMLM itu identik dengan moneygame? Pelajari dulu, dan malah gabung aja.

Coba ya, 1 bank bisa ngejanjiin ngasih range rover, mercy, trip keluarnegeri, dll. Bagi siapa? Bagi mereka yang mau transaksinya pake mereka.

Bahkan ada 1 bank besar, yang nancepin dirinya di iPhone. Keren. Tapikitanya ga keren. Giliran ada anak bangsa yang berbagi, dicurigainterus.

Kenapa mereka bisa ngejanjiin hadiah gede2 begitu? Sebab emang gede. 1 PPOBkonvensional aja, punya kawan saya, setor ke 1 bank, 1T/tahun.

Sampe kapan bisnis ini bisnis itu, setoran kita selalu ke segelintir orang.Bangun dong ah. Mikir. Gerak. Open mata, open telinga. OpenMind.

Distribusi buku, dikuasai siapa? Kawan2 tau sendiri. Fee nya buat siapa?Buat mereka lah. Bahkan ketika kawan2 mereferensikan, dapat ga? Engga.

Jangan kan ngereferensiin, sampe nemenin ke toko buku pun, ga bakalan dapatfee apa2. Itulah penjualan konvensional. Tapi di MLM engga gitu.

Terhadap MLM tepu2, saya 1 suara. Hindari. Tapi terhadapVSI, VSI the best MLM saat ini. Normal, wajar, ga ada transaksi yang di-up, danpeluang bareng2.

Kalo buku di MLM-in, maka fee buat toko buku yang sampe 50% dari hargabuku+biaya distribusi, itu yang dibagi ke member2.

Hadiah2 range rover, mobil2 lain, rumah, trip ke LN, kalo di VSI, jadireward. Ini bukan sama. Ini hebat. Fee saya, dibagi ke banyak orang.

Bisa ga sih saya buka loket2 konvensional, di seluruh kota? Melayanipembayaran2 listrik, pulsa, dan pembayaran2 lain? Bisa banget. Tapi saya gabegini.

Saya ga mau kaya sendirian. Sama ketika saya bangun hotel. Kalo saya minjemke bank, ya saya doang yang jadi pengusaha. Penabung tetap penabung.

Saya muncul di saat yang tepat sebenarnya. Tepat pas kawan2 curigaan, he hehe. Ga ya? Tepat di saat banyak yang rindu ada yang berdiri ga egois.

Fee referensi itu harus ada. Bayangkan saja membangun outlet2. Itu kan costyang dipotong. Makanya open-mind. Pelajari yang benar.

Tapi ya saya ga maksa. Bahkan kalau pun dicaci maki, dituding begini begitu,sejarah dan waktu nanti akan membuktikan.

Jika sebagian kecil akan melihat kehancuran saya, berdoa melaluikeyakinannya yang jelek, saya yakin sebagiannya lagi ga begitu.

Kayak yang ikut PU dulu. Mereka kelak akan benar2 menikmati Patungannya.Sekarang emang masih terus disempurnakan sesuai dengan keinginan OJK.

Tapi sekali jalan benar, sesuai regulasi, saya akan membuktikan bahwakonglomerasinya, bukan pribadi. Tapi konglomerasi masyarakat. You will see.

Tetap harus hati2 sama MLM. Itu wajar. Bahkan kudu. Tapi sekali lagi, VSIitu beda. Learn it, 'n gabung it, he he he.

Bagi yang menganggap tweet ini jadi tweet bisnis, agaknya perlu mengenalsaya lebih jauh. Saya dah bilang, kalo emang mau bisnis, konvensional aja.

Saya jadi bank saja, jadi outlet2 ritel saja, jadi pengusaha saja. Ini gabegitu. Beda. Banget2 beda.

Tweet dakwah, banyak juga koq. Bacanya aja yang rajin. Semalam aja ga adasama sekali tweet bisnis. Tweet pintu. Pengalaman pribadi saya.

Harusnya nyaman. Tweetnya bukan tweet ngomongin orang. Tweet ngomonginbisnis. Ga suka pun ga dosa. Tapi kalo tweet ghibah? Dosa udah kepo.

Saya ga ngejelekin brand orang loh ya. Saya ngasih contoh. Saya ga sebut koqbrandnya. Ngajar cara berpikir.

Outlet2 ritel hadir untuk membantu UKM. Nyatanya? Masih perlu dipertanyakan.Wong di antara mereka akhirnya bikin brand produk sendiri koq.

Ayo lah. Negeri ini dah kebanyakan dinikmati segelintir orang. Kita gaisengin orang. Hanya, ya jangan semua dong. Bangun, mikir, gerak.

Mau gabung VSI? Klik www.klikvsi.com Selamat bergabung ya. Atau bisa jugapelajari lewat blog www.blogvpay.com/ Welcome 'n join us.

Keagresifan pebisnis ritel dan perbankan, kudu diapresiasi dan ditiru.Betapapun, itu adalah pengajaran riil dari "how to nangkepopportunities".

Kitanya aja yang jangan jadi the looser. Ngiri doang tanpa berbuat. Tohindustri ritel yang 2 brand itu dah 14rb outlet, sisi baiknya: lap pekerjaan.

Dunia perbankan pun sisi positifnya, menawarkan kemudahan, dan kenyamanan.Maka, fastabiqul khairat lah. Berlomba2 dalam kebaikan.

by Ust. Yusuf Mansur

Salam Sukses Berjama'ah
Sumber : http://chirpstory.com/li/160276

Tidak ada komentar:

Posting Komentar